Inilah Permasalahan Kanker Yang Menghantui Indonesia



Inilah Permasalahan Kanker Yang Menghantui Indonesia

Inilah Permasalahan Kanker Yang Menghantui Indonesia -
Jakarta - Setiap tahun diperkirakan sekitar 12 juta orang di dunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri kesehatan (Menkes) RI, Nila F Moeloek saat ditemui di gedung Kemenkes RI, Jakarta, Rabu (04/02). Menkes menambahkan, diperkirakan pada tahun 2030 kejadian tersebut dapat mencapai hingga 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker.

Peningkatan tersebut lebih cepat terjadi di negara miskin dan terbelakang. Menurut laporan Global Burder Cencer (Globocan 2012), memperkirakan insidens kanker di Indonesia sebesar 134 per 100.000 penduduk. Kemudian untuk estimasi ini tidak jauh beda dengan hasil Riskesdas 2013 yang mendapatkan prevalenai kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk.

"Meningkatnya kematian dan penyakit tidak menular, termasuk kanker membawa tantangan berupa pembiayaan yang besar," papar Menkes Nila F Moeloek saat ditemui di kantor Kemenkes RI, Jakarta, Rabu (04/02).

Kemudian merujuk pada laporan Jamkesmas menunjukkan pada 2012 pengobatan kanker menempati urutan kedua setelah hemodialisa, yaitu mencapai angka Rp144,7 Milyar rupiah.

Sementara itu, menurut data BPJS, pada periode Januari - Juni 2014 dilaporkan pengobatan kanker untuk rawat jalan menempati urutan kesu dengan jumlah kasus 88.106 dan pembiayaan sebesar Rp. 124,7 Milyar, sedangkan untuk rawat inap menempati urutan kelima dengan jumlah kasus 56.033 dan pembiayaan sebesar Rp. 313,1 Milyar.
Jakarta - Setiap tahun diperkirakan sekitar 12 juta orang di dunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri kesehatan (Menkes) RI, Nila F Moeloek saat ditemui di gedung Kemenkes RI, Jakarta, Rabu (04/02). Menkes menambahkan, diperkirakan pada tahun 2030 kejadian tersebut dapat mencapai hingga 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker.

Peningkatan tersebut lebih cepat terjadi di negara miskin dan terbelakang. Menurut laporan Global Burder Cencer (Globocan 2012), memperkirakan insidens kanker di Indonesia sebesar 134 per 100.000 penduduk. Kemudian untuk estimasi ini tidak jauh beda dengan hasil Riskesdas 2013 yang mendapatkan prevalenai kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk.

"Meningkatnya kematian dan penyakit tidak menular, termasuk kanker membawa tantangan berupa pembiayaan yang besar," papar Menkes Nila F Moeloek saat ditemui di kantor Kemenkes RI, Jakarta, Rabu (04/02).

Kemudian merujuk pada laporan Jamkesmas menunjukkan pada 2012 pengobatan kanker menempati urutan kedua setelah hemodialisa, yaitu mencapai angka Rp144,7 Milyar rupiah.

Sementara itu, menurut data BPJS, pada periode Januari - Juni 2014 dilaporkan pengobatan kanker untuk rawat jalan menempati urutan kesu dengan jumlah kasus 88.106 dan pembiayaan sebesar Rp. 124,7 Milyar, sedangkan untuk rawat inap menempati urutan kelima dengan jumlah kasus 56.033 dan pembiayaan sebesar Rp. 313,1 Milyar.
- See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2175851/inilah-permasalahan-kanker-di-indonesia#sthash.5Z3clgdp.dpuf
 
Copyright © 2014 Portal Kecantikan - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info