Warna-warni Sulaman Motif Tenun Borneo Karya Lenny Agustin . Desainer Lenny Agustin memberi kejutan dalam pekan pagelaran baju Indonesia Fashion Week ke empat, yang di gelar di Jakarta Convention Center, 26 Februari - 1 Maret 2015 lantas. Sesudah menghadirkan koleksi bertopik " Artisanal City " dari lini baju keduanya, Lennor, ia juga memamerkan koleksi dari lini utamanya, Lenny Agustin.
Dalam koleksi bertopik " Borneo Off Beat " ini Lenny Agustin mengeksplorasi sulaman dengan motif tenun Pontianak, Kalimantan Barat. Tampak sekali bahwa ia mau menunjukkan bahwa motif khas Pontianak sangat unik serta menarik. Terlebih bila dapat diaplikasikan berbentuk sulaman.
Tampak di hari ketiga pagelaran IFW, Sabtu (28/2), desainer yang sama dengan beberapa warna ceria serta feminin itu kembali ada dengan ciri khasnya. Keseluruhan 40 baju yang dia pamerkan merentang dari gaun mini, tank top, jaket, serta rok pensil. Umumnya tampak dalam potongan A-line serta H-line yang feminin dan colourful. Nyaris seluruhnya baju berwarna cerah, dari biru laut sampai baby pink yang lembut.
Yang unik sudah pasti motif khas Borneo yang ditonjolkan. Tak tahu itu pada atasan ataupun bawahan. Kental sekali nuansa kebiasaan yang didatangkan lewat rancangan yang moderen.
Lihat koleksi ini mestilah dari dekat agar tampak detailnya. Bila dalam kain tenun Kalimantan umum detil di buat dari manik-manik, dalam koleksi Lenny kesempatan ini detil diperlihatkan lewat tehnik sulaman. Tehnik yang dipakai, kata dia, yaitu tehnik menyulam Swedia yang walau kesulitannya tinggi tetapi eksekusinya sangatlah rapi. Akhirnya juga sangatlah memuaskan.
Untuk wujudkan koleksinya ini, Lenny di dukung oleh PT Antam serta Yayasan Sulam Indonesia dengan melibatkan warga binaan di Pontianak, Kalimantan Barat.
Waktu mempresentasikan koleksinya, Lenny meletakkan sebagian aksesories seperti bando bermotif khas Kalimantan, gelang besar yang disusun berderet, kalung besar motif tradisional, tas bermotif seirama, dan sepatu yang juga warna-warni.
Design baju Borneo Off Beat mungkin saja terlihat umum saja, tetapi sulaman yang ditonjolkan bikin koleksi ini tampak lain. Motif-motif itu terlihat lebih bertemura serta mencolok.
